Saturday, September 27, 2014

Chapter 3

"Riiiiik... Eriiiik! Cepetan kek!" Teriak Almira tak sabar.

"Ih, dasar lampir, bawel banget sih lo! Iya sabar kek, tunggu sebentar gue dandan dulu biar kece, kali aja ada Maudy Ayunda nanti. Siapa tahu dia jatuh cinta pas liat gue." Kata Erik cengengesan.

"Ih, ngimpi lo ya! Ini jam 2 pagi, Rik. Ngapain coba lo pake dandan segala? Lagian, jangankan Maudy Ayunda, cewek waras juga udah ngga ada yang melek kali jam segini! Udah cepetan deh bilang, kita mau kemana sih? Berangkat tengah malem gini. Lo mau ngerjain gue ya? Lagian, lo yakin kita mau berangkat jam segini?" Kata Almira ragu.

"Udah deh, Al. Nggak usah takut, tadi gue udah tidur seharian. Insya Allah nggak ngantuk dijalan. Dan yang terpenting lo nggak usah nyerocos terus kayak nenek sihir. Percaya deh sama gue lo pasti bakal berterima kasih karena gue bakal bikin lo lupa sama Dito hari ini. Gue janji." Kata erik sembari mengacungkan jari telunjuk dan tengah di tangan kanannya.

Kemarin, Erik sengaja mendatangi teman dekatnya yang kebetulan akan keluar kota. Ia tak keberatan jika Erik meminjam mobilnya. Erik memang berencana untuk mengajak Almira ke suatu tempat. Erik ingin mengukir senyum bahagia di bibir Almira hari ini.

Jam menunjukkan pukul 02.15 dini hari. Erik mulai menstater mesin.

"Are you ready, Almira Shafila?"

"Yes, I am, Erik Prawira!" Seru Almira bersemangat.

-------------------------------------

Sepanjang perjalanan Erik terus saja membahas hal-hal konyol yang tak henti-hentinya membuat tawa Almira meledak. Ada saja bahan lelucon yang dapat Erik ceritakan. Sepanjang jalan, celotehan Almira yang tak ada hentinya itu lamat-lamat menghilang. Ternyata, Almira kelelahan dan tertidur pulas. Erik memandang wajah Almira dan mengusap kepala Almira lembut. Menatap Almira dengan tatapan dan senyum bahagia. Erik senang dapat membuat Almira melupakan sejenak kesedihannya. Setidaknya, untuk saat ini.

--------------------------------------

"WELCOME TO BODUR BEACH"

Itu yang terlihat pertama kali saat mereka hendak memasuki pantai ini. Jam menunjukkan pukul 05.30 pagi. perjalanan dari Jakarta ke pantai di kawasan Anyer ini hanya membutuhkan waktu kurang lebih 4 jam.

"Aaaaaaa, Eriiiiik!!!! It's more than awesome!" Almira refleks memeluk lengan Erik.

"Ayo, Rik! Cepet! Gue nggak sabar mau lihat sunrise!" Almira sangat bersemangat dan menarik tangan Erik agar bisa sesegera mungkin turun dari mobil.

"Sabar, Al, buru-buru amat sih. Kita masih punya banyak waktu kok sampe sunset nanti. Hari ini gue khusus jadi bodyguard yang bakal nemenin lo seharian. Terserah lo deh pengen ngapain aja. Asal jangan pengen tenggelem aja. Hahaha." Canda Erik.

Erik turun dari mobil dan menggandeng Almira ke saung dekat pantai. Mengajak Almira menikmati alam dan membiarkan alam untuk menghapus dukanya saat itu.

"Kita duduk di sini aja dulu, nikmatin hawanya. Di jakarta nggak akan pernah bisa kayak gini kan?

"Aaaaa, Erik. Sumpah, makasiiiiih banget ya, Rik. Elo emang sahabat gue yang paliiiiiiing baik!" Almira mengakhiri ucapannya dengan menarik hidung Erik kemudian memeluknya penuh haru.

"Everything I do, I do it for you, Al. Just for you. Semua demi kebahagiaan elo. Gue rela sakit sendirian di sini asal lo bahagia. Gue nggak rela siapapun nyakitin elo, cewek yang paling gue sayang. Sekalipun dia orang yang paling berarti di hidup lo. Iya, Dito. Gue benci sama dia karena udah nyakitin lo." Bisik Erik dalam hati seraya membalas pelukan Almira dan mengusap-usap kepalanya seperti yang biasa dia lakukan saat menenangkan Almira.

"Jangan sedih lagi ya, Al. Mungkin gue bukan yang lo harapkan buat selalu ada di deket lo. Tapi gue akan jadi orang pertama yang ngebantu lo buat bangkit di saat orang yang lo sayang sekalipun nyakitin elo. Gue bakal selalu ada buat lo, Al. Gue janji."

"Makasih ya, Rik. Lo baiiiiiiik banget. Gue bersyukur punya sahabat kayak lo. Dan lo satu-satunya pengecualian dari kalimat "semua cowok itu brengsek". Yaudah, ayuk kita ke sana yuk, gue mau liat sunrise. Ayo, Rik, cepet! Matahari hampir terbit!"

-bersambung..

No comments:

Post a Comment