Monday, May 1, 2017

Bagaimana?

God knows they worth it.
Mungkin itu yang orang-orang pikir saat kita sepakat untuk kembali memulainya dari awal. Meski memakan waktu yang begitu lama sebelum kamu memutuskan untuk kembali, bahkan hingga sebagian orang mungkin sudah lupa bahwa kamu pernah pergi begitu saja, dengan cara yang menyakitkan.

Aku tidak tahu harus menyebutnya dengan apa. Ragu? Takut? Khawatir? Atau istilah lain semacamnya. Aku hanya... merasa tidak nyaman. Tiap kali kita duduk berhadapan dan tatapanmu bersirobok denganku, lalu matamu seolah bertanya "kamu masih ragu?", aku hanya bisa mengalihkan pandangan agar tidak memikirkannya di saat yang sama. Berusaha tidak merusak suasana.

Hangat genggam tanganmu masih sama. Belaian tanganmu di ujung kepalaku juga masih terasa sama. Bedanya, aku hanya tak bisa memastikan semua itu tulus atau tidak. Aku hanya belum bisa terbiasa lagi dengan hal-hal semacam itu darimu. Tatapanmu yang tak berkedip, kata "aku sayang kamu" atau "tungguin aku, ya.", juga kata-kata lain yang biasa kamu ucapkan dulu. Mungkin, karena hampir 3 tahun ini aku menikmati kesendirianku dan terbiasa karenanya, saat semua itu terjadi kembali, bagiku rasanya sedikit aneh.

Saat kamu akhirnya kembali, aku yakin bahwa kita memang ditakdirkan bersama. Tapi esoknya, keyakinan itu jadi berubah-ubah. Ada hal-hal dari masa lalu kita yang hingga saat ini aku takutkan akan terulang lagi. Kamu yang tiba-tiba berubah jadi monster, kamu yang begitu mengerikan dengan kata-kata yang... entahlah, karena sulit bagiku mendeskripsikan level kekejaman kata-katamu saat memilih meninggalkanku dulu.

Selalu ada tanya yang mengelilingi kepalaku selepas kamu pulang, seperti, "Keputusan gue bener nggak, sih?" atau, "Gue cuma dijadiin bahan taruhan aja kali, ya?" atau, "Udah, tungguin aja. Paling, nggak sampai sebulan dia bakal ninggalin lo lagi." atau, "Kenapa gue segampang itu nerima dia balik, sih? Belum juga berjuang apa-apa dia buat dapetin hati lo lagi." atau, "Ya Allah, bisa nggak skip ke 3 tahun kemudian aja, biar aku bisa tahu, dia bener jodoh aku atau bukan?" atau, "Dia kok gampang banget sih bilang 'aku sayang kamu' kayak gitu? Padahal hampir 3 tahun ninggalin lo dan baru kemarin balik sama lo." atau, "Dia masih suka nyimpen foto-foto cewek kayak dulu nggak, ya?" atau, "Lo bakal sakit hati nggak kira-kira kalo suatu saat nemuin sesuatu di hapenya nanti?" atau bahkan segudang pertanyaan random lainnya yang mungkin menurutmu tak penting dipikirkan.

Jadi... apa yang seharusnya kulakukan sekarang?

No comments:

Post a Comment