Friday, July 10, 2015

Finally, I'm Turning 22!

Hei! Hari ini gue mau posting sesuatu yang berhubungan sama hari ulang tahun. Ya, hari ulang tahun gue. Yay! And finally I'm turning 22!

Terharu banget pagi-pagi dibangunin sahur sambil dipeluk dan diucapin selamat ulang tahun plus doanya sama nyokap. Honestly, that was sweetest moment ever in my life! Seneng banget, bahagia banget, betapa baik Allah ngasih gue orang tua yang amat sangat sayang sama gue. #allpraisestoAllah

And today, I just feel a year has passed so fast. Extremely fast. *setel lagu kangen-nya dewa*
Hari ini bikin gue jadi flashback ke setahun yang lalu. Flashback ke banyak momen-momen indah gue bareng dia. -youknowlahdiasiapa- hahahaha. #selaluadacelahbuatcurhat

Ya. Tahun lalu, tepat tanggal 10 juli 2014. Malemnya, dia jemput gue pulang kerja. Waktu itu gerimis, tapi banyak, keroyokan. Intinya waktu itu kita mesti neduh. Akhirnya kita neduh masih di sekitaran Blok-M. Kita neduh di depan proyek hotel yang baru 60% jadi. By the way, kamu tau nggak sih? Sekarang hotelnya udah jadi loh. Cepet banget ya? Bahkan aku nggak ngeh kapan hotel itu jadi. Dan sampai sekarang pun aku nggak tahu tuh nama hotelnya apa. Wkwk.

Setelah dirasa hujan udah mulai reda, kita lanjutin perjalanan pulang. As always, sesampainya di rumah gue, kita duduk sambil cerita ngalor-ngidul, cekikikan, ketawa-ketiwi. Dan akhirnya, tepat pukul 00.00 dia meluk gue dan ngucapin selamat ulang tahun. Katanya, "Selamat ulang tahun yang ke-21, sayang. Segala yang terbaik buat kamu. Jangan jadi tua dan menyebalkan. Jadilah yang terbaik, selama engkau hidup." And how that words feel so good in my ears that moment. Walaupun akhirnya gue tahu, kalo itu ternyata penggalan lirik lagu. Hih!

Begitu banyak momen manis saat gue sama dia. Dari yang ngambek-ngambek nggak jelas, berantem, baikan lagi, berantem lagi, sampai ujungnya putus karena orang ketiga. Jujur, kadang masih nggak percaya kalo gue sama dia udah gak sama-sama lagi. Mecah kata "kita" jadi "aku" dan "kamu". Nggak percaya kalo dia beneran berubah. Nggak percaya kalo dia beneran ninggalin gue buat orang lain.

Tapi ternyata banyak hal yang bisa gue pelajarin. Gue jadi tahu bahwa apa yang gue genggam, belum tentu selamanya. Dan karena emang ga akan pernah ada kata selamanya. Gue jadi tahu gimana rasanya ngelewatin "proses" menerima kenyataan. Bahwa kita nggak bisa cegah disaat orang lain akan atau bahkan ingin berubah, karena semua itu udah ada hukum alamnya. Dan perubahan itu pasti akan terjadi.

Dan sekarang gue sama dia udah berpijak di masing-masing tempat yang berbeda. Dia dengan hidupnya sendiri, gue dengan hidup gue sendiri. Dia dengan bahagianya sendiri. Sedangkan gue? Gue cuma bisa mendoakan segala yang terbaik buat hidupnya, buat kebahagiaannya. Keluarganya, rezekinya, kuliahnya, pekerjaannya, bahkan perihal seseorang yang nantinya akan Allah tujukan buat dia. Gue bersyukur, gue bisa lewatin semua proses itu dengan tabah. Karena proses penerimaan adalah level tersulit. Gue hanya mencoba berdamai dengan diri gue sendiri. Dengan takdir Allah. Mencoba buat ngikutin apa yang Allah ridhoi. Karena, sekuat apapun kita menggenggam, kalau Allah bilang tidak? Lantas kita bisa apa? ☺

No comments:

Post a Comment