Friday, August 22, 2014

Just For You :)

Hei kamu, iya kamu. Kamu yang selalu bisa buat aku tersenyum. Kamu yang selalu bisa buat aku bahagia dengan hal-hal kecil yang kamu lakuin. Kamu.... pria yang sangat baik buat aku :)

Begitu banyak orang yang merasa aku bodoh, bahkan sangat bodoh karena masih mengharapkan kamu, karena masih ingin tetap mempertahankan kamu disini, walaupun kamu yang minta untuk pergi karena merasa semua yang kamu rasain ke aku udah beda.

Aku gak memaksa kamu untuk punya perasaan yang sama seperti dulu lagi. Aku nggak akan memaksakan kehendakku yang membuat orang lain merasa terpaksa dan keberatan. Aku... hanya ingin tetap menyayangi kamu dengan tulus, tetap memberikan perhatian yang biasa aku kasih ke kamu, tetap ngasih kamu support. Aku nggak ingin kemana-mana.

Tolong, jangan larang aku untuk tetap menyayangi kamu dari sini. Jangan larang aku untuk tetap merhatiin kamu, ngasih kamu semangat, ngasih kamu dukungan, ngasih kamu semua ketulusan yang aku punya. Aku nggak akan minta kamu balas dengan perlakuan yang sama. Aku... hanya percaya semua yang kamu lakuin bukanlah dari lubuk hati kamu yang sebenarnya. Perasaan aku bilang, kalo kamu hanya butuh waktu untuk berpikir, aku percaya saat ini kamu hanya khilaf. Toh dulu aku pernah banyak melakukan khilaf yang sama. Meskipun nggak pernah ada keinginan dari kamu untuk mempertahankan aku seperti apa yang aku lakukan.

Aku hanya mempertahankan apa yang aku rasa layak dipertahankan. Mungkin kamu pikir dengan kamu pergi aku akan membenci dan berusaha melupakan kamu, ngebuka hati aku untuk yang lain, dan mendapatkan pria yang (kamu bilang) lebih baik. Tapi kamu nggak akan berhasil. Kalo kamu ngerasa udah lemah dan mau stop di level ini, nggak begitu halnya dengan aku. Semua ini justru akan semakin membuat aku kuat melatih kesabaran aku buat kamu. Aku akan tetap berjuang dengan atau tanpa kamu.

Jangan kamu pikir dengan kamu berbuat seperti ini, aku akan benci sama kamu, menghapus begitu aja semua kebaikan-kebaikan yang kamu kasih ke aku. Memang, kata orang, karena nila setetes, rusak susu sebelanga. Tapi aku bukan tipe orang yang langsung menjudge orang hanya karena satu kesalahan.

Kamu sendiri yang nulis di cerpen kamu, bahwa "Pindah ke lain hati, tak semudah mengganti jenis rokok yang akan dihisap. Melupakan kenangan bersama seseorang, tak semudah menghembuskan asap rokok yang dihisap. Karena masalah hati, tak semudah mengganti rokok yang sudah tidak cocok dengan mulut".

Walaupun aku nggak tau rasa rokok itu seperti apa, tapi aku ngerti, aku paham. Semua tersirat dari apa yang kamu tulis. Aku hanya meyakini apa yang aku ingin yakini. Tolong jangan berusaha untuk membuat aku membenci kamu. Kamu boleh merasa perasaan kamu ke aku udah beda, udah hilang. Tapi jangan paksa aku untuk melakukan hal yang sama. Karena aku melakukan semua ini bukan semata-mata hanya karena aku sayang sama kamu, bukan, bukan itu. Karena sayang itu ngga harus memiliki kan? Tapi aku ingat, aku ingat akan janji aku untuk nggak kemana-mana, untuk tetap disini nemenin kamu, ngga peduli gimana perasaan aku ke kamu. Aku ingat kita (pernah) punya tujuan yang sama, untuk nggak main-main lagi, untuk nggak ngegampangin hubungan kita lagi kayak dulu. Aku nggak menyalahkan kamu kalo kamu ingin nyerah, karena mungkin kapasitas kita berbeda. Dan ada sesuatu yang nggak aku tahu di dalam sana, di dalam relung hati kamu. Walaupun mungkin kalo aku tau, itu akan menyakitkan, aku nggak peduli.

Sekalipun apa yang orang lain katakan tentang kamu itu benar, aku nggak akan kecewa. Maksudku, aku akan berusaha supaya nggak kecewa. Mungkin nanti, aku akan mengikhlaskan kamu atas apa yang kamu pilih, atas apa yang kamu rasa bisa membahagiakan kamu.

Aku tau kamu seperti ini karena kamu berada di puncak titik jenuh kamu. Karena aku nggak bisa selalu berada di dekat kamu, karena waktu kamu terlalu padat untuk cari nafkah sekaligus ngejar harapan untuk ngebuat hidup kamu lebih baik kelak. Jadi, aku nggak bisa nyalahin kamu kalo kamu terjebak rasa nyaman dengan orang lain, wanita lain, yang mungkin ada satu hal dari diri dia yang hampir sama dengan aku, yang nggak kamu dapat dari aku, sehingga semakin lama, kamu semakin nggak bisa menarik diri dari apa yang sebenarnya salah. Aku hanya nggak ingin berpikir picik. Karena aku pernah merasakan hal yang sama kayak kamu, rasanya nggak adil kalau aku berhenti hanya karena hal ini.

seandainya kelak kamu bertemu dengan wanita yang kamu inginkan, yang bisa jadi apa yang kamu mau, yang mengerti kamu, bahkan yang mungkin, lebih tulus dari aku, aku tetap akan turut berbahagia buat kamu. Hanya saja, aku nggak akan berhenti untuk sayang sama kamu. Karena kebaikan kamu, jauh lebih banyak daripada perlakuan-perlakuan buruk kamu ke aku.

Aku hanya berharap, semoga kamu bahagia dengan pilihanmu. Seandainya memang dia yang kamu harapkan, aku hanya ingin bilang aku nggak akan benci sama kamu. Aku akan tetap sayang sama kamu, selalu. I will always love you, jey. As Always, I always will :)

No comments:

Post a Comment